Sabtu, 20 Februari 2010

Permainan Rasa

Diposting oleh Ien_Moet di 6:11 PM

Kring.. Kring.. Suara Bel tanda istirahat telah berbunyi.. Shita dan Tara pergi ke kantin untuk mengisi perut. Di kantin mereka membahas segala sesuatu yang terjadi di hari ini. Mereka juga membuat kesepakatan yang konyol.

“ Tantangan buat Loe, Ra. Berani lawan Gue ga? Haa “

“ Siapa takut ! “ Ujar Tara

Tara Dan Shita akhirnya membuat kesepakatan, yaitu dalam dua minggu mereka harus mendapatkan  1 cowok. Itu harus berlangsung selama 3 bulan. Jika tidak, maka mereka akan mendapatkan  resiko yang telah disepakati dalam perjanjian.

“ Karena Loe yang buat Ta, jadi Gue persilahkan Sang Shita duluan untuk memilih target. “
“ Oke, and now I have one target. Orangnya lumayan gagah dibanding yang lain. “ jawab Shita

  Tapi tetep bukan tipe Gue Ra, Lue tau kan siapa yang masih di hati gue.. Yupz.. Izal “ Lanjutnya

Bel pun telah berbunyi, Shita dan Tara bersiap-siap keluar kelas dan pulang. Setiba di rumah, Shita membuka ponsel dan menghubungi sang target. Fandy, yah Fandy adalah sasaran pertama Shita. Sambil berfikir dan mencoba menyakinkan si Fandi, tiba-tiba Tara datang ke rumah Shita.

“ Wow, lancar juga ini anak, cepat sangat. Haaa.. “ sahut Tara tiba-tiba

“ Semakin cepat gue beraksi, semakin cepat juga Loe kalah. “
“ Jangan salah, Tara bukan saingan Lue Shitaa.. “ Balas Tara bangga akan dirinya

HP Shita terus berbunyi, namun Shita tetap diam dan terus mendengarkan lagu-lagu kesukaannya. Tara gelisah dan penasaran melihat HP Shita yang selalu berdering. Ingin rasanya Tara cepat membaca pesan masuk dan mengangkat telpon yang kini mencapai 17 panggilan tak terjawab.

  Ada sms masuk tuh dari Fandi ! “

“ Biar aja ah, malas gue ! “

Dengan Ketus Shita menjawab perkataan Tara. Hingga Tara memasang wajah kesal kepada Shita. Namun, di hati kecil Tara, ia masih penasaran tentang pesan yang masuk di Ponsel Shita. Akhirnya, Tara membuka HP Shita dan membaca keras-keras di hadapan Shita.

“ Baru kali ini gue nemuin cewek kaya Lue Ta, and Cuma Loe yang bisa ngerti gue. Humm,, gimana kalau nanti malam kita dinner. Kamu ada kegiatan ga malam ini? “

“ Wow,, Shitaaa.. dia ngajak loe ngedate tuh..! “

 Walaupun Tara berteriak dan heboh membaca pesan masuk yang ada di HP Shita. Namun,  Shita tetap tanpa reaksi. Shita hanya santai-santai dan terus bernyanyi-nyanyi kecil. Seolah ia begitu tak peduli akan apa yang terjadi pada kelanjutan pertaruhan Tara dan Shita.

Malam telah tiba, Fandy menunggu Shita di tempat yang telah di janjikan. Walau tanpa ada balasan SMS atau call dari Shita, Fandy tetap hadir ke tempat yang telah ia siapkan untuk dinner dengan Shita. Dengan suasana yang special, penuh dengan lilin-lilin kecil diatas mangkuk plastic didalam kolam renang. Sehingga terlihat cahaya pantulan dalam genangan air.

“ Shita mana sih? Udah 2 jam lebih Gue nunggu dia. Tapi ga ada kabar sedikitpun dari dia ! ”

Dengan kesal Fandy menunggu Shita yang  tiada kunjung datang.

Seperti biasa, esok harinya di sekolah Shita datang bersama Tara ke sekolah. Dengan mobil yang baru dibelikan oleh ayah Shita, dan dalam perjalanan menuju sekolah, mereka meributkan kejadian semalam. Yaitu, Shita yang malas datang ke acara Fandy, dan Tara yang ngeyel menyuruh Shita datang.

“ Gue tetep pada pendirian gue. Gue males ketemu cowok selain IZAL. TITIK. ” dengan emosi  dan membanting setir, Shita menegaskan

Emang susah dee, ngomong sama anak yg broken home.  Fikir Tara dalam hati, dengan keadaan kaget dan gugup akibat mobil yang bergulir tak menentu tanpa jalur yang pasti.

Setiba disekolah Shita tidak sedikitpun menyahut Tara. Hingga tanpa terasa bell tanda pulang pun telah berbunyi. Shita dan Tara kembali masuk mobil, namun kali ini Tara kapok dan tidak mau membahas tentang Fandy di depan Shita. Sesampai dirumah Shita, Tara  turun dari mobil dan melihat  Fandy menunggu kedatangan Shita  di depan rumah. Tara sangat takjub melihat apa yang terjadi dihadapannya.  Yang tambah membuat Tara bingung, ternyata Shita dan Fandi telah jadian.

“ OMG, secepat itu kamu dapetin dia Ta?? ” Dengan penasaran ia bertanya

“ kali ini bukan 2 minggu Ra, tapi 3 hari.. Haa.. Gue ogah lama-lama ama ini orang. Tunggu aja tanggal mainnya untuk  si Fandy ! “ Sambil tersenyum kecil Shita menjawab.

Tak mau kalah si Tara, sehari  kemudian ia ternyata telah mendapatkan pacar Namun, setelah Shita mengetahui akan hal itu, Shita cepat-cepat mencari target baru. Tak ada 4 hari, Shita telah mendapatkan pria lain yang bernama Richard. Yah, Richard Lukman Edison, bintang disekolah Shita dan Tara. Mengetahui akan hal itu dan dengan perasaan kesal, Tara juga langsung memikat dua pria lainnya, sehingga Tara memiliki 3 gandengan sekaligus, Ifan, Indra, dan Raymond. Berbeda dengan Shita, ia memutuskan yang satu dan mencari penggantinya. Itulah perbedaan Shita dan Tara.

“ Kenapa Loe putusin Shit? Kalah Loe ma gue?? Haa..” Sindir Tara

“ Bukannya gue kalah sob, tapi gue bukannya mau mainin perasaan cowok kaya loe.. Tantangan kita hanya 3 bulan untuk mendapatkan 1 cowok dalam 14 hari. Yang gue mau, 1 per 1 yang gue dapat. Bukan sekaligus kaya cara loe. Gue masih percaya ma yang namanya karma ”  Jawab Shita santai dan sok religious.

“ Yah,, itu sih maumu. Bukan gue ta. Jadi tetep aja kita jalanin perjanjian kita.. Terserah bagaimana caranya!” Tegas Tara.

Waktu terus berjalan, hingga seketika Shita mendapatkan 1 pria tampan, kaya, dan lumayan banyak wanita yang mengidolakannya. Namun Shita tau, bahwa pria itu tidak baik. Sifatnya terlalu memandang materi dan terjerat oleh kemewahan dan kekuasaan yang diberi oleh orang tua. Menurut Shita,  pria itu tidak dewasa. Walaupun perbedaan umur Shita dengan pria itu 5 tahun. Alvin, yah, dialah orang yang dimaksudkan oleh shita. Alvin mempunyai usaha keluarga, sehingga mental yang dimiliki oleh Alvin adalah penyuruh, bukan pesuruh. Ini adalah tantangan nyata buat Shita. Tantangan untuk melupakan  pria yang bernama Izal itu.

“ Tar, gue dapet 1 cowok, kereeeen banget. Tau g a loe, sehari dia bisa mandi sampai 5 kali. HP nya BB Bold, mobilnya Innova matic, rumahnya.. WOOOW,, lebih bagus daripada hotel yang ada di depan sekolah kita Tar..” Jelas Shita bangga akan Alvin.
“HAH..?? Yakin loe Ta? Yang bener ajja! Paling banter gue juga mandi 3 kali sehari! Eh, tapi tuh cowo kayaknya sempurna banget Shit?? Mau dikemanain tuh si Izal” Kaget dan lagi sindiran dari Tara

“Kaget kan Loe. Gue juga kaget sob! Humm,, kalau masalah Izal gue masih berharap sama dia Tar” Lanjut Shita dengan kebohongan akan perasaannya sendiri.

2 minggu lebih waktu Shita dan Alvin. Gawaaat, shita mulai kebingungan akan perasaannya. Ini sudah mulai memasuki  bulan kedua dalam pertaruhannya. Ia baru mendapatkan 3 pria. Seharusnya ia  telah mendapatkan 4 pria di minggu ini.  Ah, apa karena Alvin yang mulai benar-benar Shita sayang itu? Apa Shita  akan kalah dalam pertaruhan ini? Seandainya Shita mau menerima beberapa pria yang sedia menunggu Shita. Mungkin ia akan menjadi  pemenang. Namun, shita juga seorang wanita pemilih. Hingga ia hanya mendapatkan 3 pria, dan saat ini ia mulai terbawa perasaan sayang terhadap Alvin.

“Tara, bagaimana hubungan Loe ma semua pria-pria lue?”

“Biasa saja, kamu sendiri? Kenapa ga ada perkembangan lagi? Kalah Loe? Atau udah kemakan ama rayuan si Aa` Alvin mue itu? Haaa..” Ledek Tara

“Ahh,, Sial Loo Tar.. Tapi gue akui, Gue mulai naruh perasaan sayang sama dia!” Shita jujur

Berberapa hari Alvin dan Shita terus berkomunikasi, hingga  mereka berdua tau schedule pasangannya. Tiba waktunya, pagi hari Alvin harus ke Balikpapan untuk menjemput ibunya yang baru saja datang. Tak lama, Shita juga mendapat kabar bahwa ia harus ke Balikpapan sore hari. Namun, Shita menginap di Samarinda. Saat shita sampai samarinda, Alvin menghubungi Shita dan ternyata ia juga telah sampai Samarinda. Namun, Alvin lekas kembali ke Bontang.

Esok harinya, Shita melanjutkan perjalanan menuju Balikpapan. Shita mendapatkan kabar dari Alvin, bahwa Alvin siang ini juga akan kembali ke samarinda. Dengan senang Shita menanti kabar selanjutnya dari Alvin. Selesai acara Shita di Balikpapan, shita langsung ke Samarinda untuk kembali pulang ke Bontang.

 Wouw, bertepatan Shita dan Alvin di Samarinda. Ini kebetulan, keajaiban, atau takdir yang menyatukan kami di satu kota. 15 menit lebih awal, Alvin tiba di Bontang. Begitu juga Shita. Dalam pemikiran Shita, bahwa mereka memang tidak bisa dipisahkan seharipun. Jadi dimanapun itu, mereka akan slalu berdekatan. Walau tidak selalu bertemu. Ternyata ini terjadi bukan hanya sekali dalam kisah Shita dan Alvin.

“ Wah, enak yah yang habis liburan! Sahabat dilupain!”  Ledek dari Tara

Shita langsung memotong pembicaraan Tara.!!
“ TARAA,, lue tau ga? Gue emank jodoh kali ye ma Alvin. Pas banget, gue nyampe samarinda, dia juga disamarinda. Gue nyampe bontang, dia juga. Munk kami enggak bisa jauh-jauh kayaknya!” dengan senang Shita bercerita.

“ Ah,, bodo amat. EGP. Wekz!” dengan lidah yang menjulur keluar dan tatapan biasa Tara menjawab

Berganti hari dan bulan. Yah, ini akhir dari pertaruhan. Tidak ada yang memenangkan. Shita mendapatkan 3 pria, begitu juga dengan Tara. Berakhir dengan Alvin dan Raymond. Namun, kisah Shita dan Avin belum berakhir. Mereka masih dekat dan bersama. Walaupun 1 hal, Shita mulai menyadari kejanggalan. Yaitu, walaupun mereka berpapasan dalam satu kota. Tapi mereka tak pernah bisa berjumpa. Apakah ini yang dinamanya jodoh? Kemarin fikir Shita, ia dan Alvin berjodoh. Karena slalu bersama-sama dalam satu kota. Nyatanya, walau satu kotapun mereka susah bertemu. Kesedihan mulai terasa dalam hati Shita, karena ia telah melupakan Izal karena Alvin.

“ Kenapa Lue Shit, murung gitu?” kekhawatiran Tara membuat Tara takut.

“Gue ngerasa asing sama diri Gue Tar. Gak tau kenapa rasa sayang ini jadi terlimpah ke Alvin. Rasanya gue ma Alvin itu nyatu, tapi saudara gue bilang satu hal. Gue ma Alvin walaupun dalam kota yang sama, tapi selalu ada halangan untuk ketemu. Disitu saudara gue ambil kesimpulan, kalau gue bukan untuk Alvin” Curhat Shita dengan wajah sedih

Tara berfikir sejenak, sesungguhnya dalam hati Tara, ia tak rela Shita termenung gelisah seperti itu.

Apa ini akhir dari permainan rasa ( hati ) yang telah di lakukan oleh Tara dan Shita. Shita lah yang memulai permainan ini. Apakah Shita yang harus merasakan ini? Dari sekian banyak cerita Shita, Tara juga menyimpulkan. Namun, kesimpulan Tara berbeda dengan opini dari saudara Shita. Karena walaupun jarang bertemu dengan Alvin, Shita tetap lancar berkomunikasi dengan Alvin. Yah, semua yang dilakukan pasti ada sebeb dan akibat. Mungkin ini yang harus Shita terima. Mungkin saja dilain hari, Tara yang akan merasakan hal yang sama seperti Shita!

( 20-02-2010 )

Karya : Indah Dewi Wati ( Ien_Moet )

0 komentar:

 

Disinilah Dunia Ien_Moet!! Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea